Jumat, 30 September 2011

Tulisan, Katakan "Ya" untuk maju

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Judul : Katakan "Ya" untuk maju
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Katakan "Ya" untuk maju

Rasa tidak percaya diri dan ketakutan untuk memulai sesuatu yang baru dapat menghambat kemajuan pada diri kita. aktualisasi diri tentunya tidak maksimal bila hal" baru. kita harus berani katakan "Ya.!" supaya bisa maju layaknya orang lain. untuk memulai komitmen maju, kita bisa memulai dengan hal" kecil dan sederhana. antara lain:
1. Menerima tawaran yang diberikan, Jangan takut mencoba hal baru hanya karena kita merasa belum mampu atau belum pernah melakukan hal tersebut. Lihatlah seorang aktor atau artis yang selalu berani berganti peran.
Trik jitunya, selain melatih kemampuan beradaptasi, kita pun bisa membantu mengatasi ketakutan terhadap hal" baru. Jangan takut mencoba hal" baru. karena hal ini akan memperkaya pengalaman dan wawasan kita. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pula pelajaran yang bisa kita petik.
2. Hilangkan sifat menutup diri, Aneh. Menakutkan. Itu karena orang" ini malu dan takut berubah. Mereka takut mencoba hal baru. Jika kita mengatakan "Ya" pada hal atau tindakan positif, maka "Ya" itu adalah energi besar yang bisa mengubah hidup kita. Itu mungkin hal baru. Jika tidak kita terima, maka bisa menyesal dikemudian hari. Bukankah engga ada kesempatan kedua yang persis seperti itu?? Belajarlah dari pengalaman buruk yang pernah kita alami.
Dari pengalaman buruk itu ada sesuatu yang baik bisa kita ambil. Misalkan, ketika kita sudah berkata "Ya" untuk sebuah pengalaman baru dan ternyata hasilnya mengecewakan, tidak perlu bersedih dan berkecil hati. Ambil hikmahnya dan berusaha lagi.
3. Harus menjadi orang lain, Orang yang lebih berani adalah mereka yang lebih percaya diri. Ketika kita takut melakukan sesuatu, anggaplah kita adalah orang lain. Orang yang lebih kuat dan berani. Hal ini bisa menumbuhkan kebiasaan lebih berani lagi. Semakin kita sering melakukan sesuatu, lagi dan lagi, kita akan meningkatkan kebiasaan kita.Dari yang tidak pernah menjadi pernah, dari pernah menjadi sering, dan dari sering menjadi biasa. Setiap kali kita memaksa diri kita u/ melakukan sesuatu, kita menekankan diri kita untuk mengatakan "saya bisa melakukannya"


_Good Luck_

Tulisan, Hikmah Berbakti Pada Ibu Bapak

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Tema :Hikmah Berbakti Pada Ibu Bapak
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Hikmah Berbakti Pada Ibu Bapak

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar.
Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman. Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu heran, “Kubah apakah gerangan ini?” fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya. “Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?” tanya Nabi Sulaiman keheranan. “Aku adalah manusia”, jawab pemuda itu perlahan. “Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?” tanya Nabi Sulaiman lagi.
Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan. Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit. “Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah terbuat dari permata.
Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?” tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan.
Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?” tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin heran. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Tulisan, Nasehat Buat Calon Keluarga Moslem & keluarga Moslem?

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Judul :
Nasehat Buat Calon Keluarga Moslem & keluarga Moslem?
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Nasehat Buat Calon Keluarga Moslem & keluarga Moslem?


1. KETIKA AKAN MENIKAH
*Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
*Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Alloh melalui orang tua/wali si gadis. dengan diniati ingin menyempurnakan 2/3 agama? dengan tujuan ingin meraih kebahagiaan hidup di dunia & akhirat. -amiinn-..

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah dihadapan Alloh

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berpikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan
bertabur bunga, tapi juga semak belukar yg penuh onak dan duri. kita harus menyadarinya? jangan sampai kita lari di tengah jalan?Hmmm...

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru
semakin erat berpegang tangan. Perjalanan masih panjang. bahtera rumah tangga harus terus di arungi. perahu harus tetap sesuai jalurnya. back to QHJ

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100% -(tak ada yang lain di hati)-

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%. berusaha mencintainya dengan segala kelebihan dan kekurangannya? jangan sampai membandingkan atau melihat rumput tetangga lebih hijau? ini konsekwensi yang harus kita hadapi..

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK
Yakinlah bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus
dengan tingkat ketaatan suami dan isteri. tetap perpegang teguh deng koridor hukum yang berlaku? jangan membuat hukum sendiri.


11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi
kita semasa menderita. Karena suami yang sukses pasti ada sosok seorang isteri yang setia dan tegar mendampinginya. -ingat itu-

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda. harus seimbang *take and give*

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

14. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak. Ajarkan mulai dari kecil anak itu sebuah kejujuran dan kasih sayang yang tulus?

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya. berikan perhatian lebih kepada mereka.

16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat. -ingat komitmen awal saat pernikahan? jangan malah mencari2 alasan atau membanding2kan dengan yang lain? suami adalah jembatan syurga isteri?Hmmm...

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati. jangan turuti nafsu setan. -kembalikan semua masalah sesuai hukum yang benar(QHJ). klo memang mampu dan mendapat ijin dari isteri.. why not?hehehe... *peaCE...

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia. sebagai tambahan semangat utk motivasi diri melangkah lebih maju lagi?

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketakwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

Sumber : http://www.facebook.com/notes/abi-jabulani/nasehat-buat-calon-keluarga-moslem-keluarga-moslem/412729371819

Tugas 2, REVIEW JURNAL PERILAKU KONSUMEN

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tugas 2,,
Tema :
REVIEW JURNAL PERILAKU KONSUMEN
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI


Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi
Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya

Trisno Musanto
Staf Pengajar Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Iklan Jitu surat kabar Jawa
Pos pada CV.Sarana Media Advertiseng dan variabel mana yang memberikan kontribusi
terbesar pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Dalam penelitian ini mengunakan
empat variabel untuk mewakili keppuasan pelanggan yang meliputi : reliability,response to
and remedy of problems, sales experience dan convenience of acquisition. Dari hasil
perhitungan diketahui bahwa sales experience memberikan kontribusi terbesar terhadap
loyalitas pelanggan.
Kata kunci : kepuasan pelanggan, loyaliras pelanggan.
PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting di negara-negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan akan informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain melalui TV, radio maupun surat kabar. Masing-masing cara mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tetapi mempunyai satu kesamaan yaitu memberikan informasi sekaligus sebagai sarana untuk mengiklankan satu produk maupun jasa.
Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah melalui surat kabar. Jawa Pos adalah satu satunya surat kabar nasional yang terbit dari Timur Indonesia dan merupakan sarana untuk membantu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dalam memberikan informasi kepada pembaca cukup bagus baik dari sisi berita yang selalu akurat, hangat dan terpercaya maupun iklannya. Khusus iklan dibedakan dalam iklan umum (display) dan iklan jitu.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pemasang iklan jitu Jawa Pos, sejak tahun 1985 Jawa Pos membuka pelayanan melalui sub agen yang tersebar di berbagai tempat dan wilayah dengan menunjuk C.V. Sarana Media Advertising sebagai koordinator. Namun sejak pertengahan tahun 90-an peranan koordinator C.V. Sarana Media Advertising dikurangi. Sejak itu pula bermunculan agen-agen baru, sehingga timbulah persaingan antar agen dalam memberikan pelayanan kepada pemasang iklan, khususnya iklan jitu.
C.V. Sarana Media Advertising dalam menerima order iklan jitu diperoleh melalui tiga sumber, yaitu: melalui pemasang langsung, melalui layanan telepon dan melalui sub agen. Dalam penelitian ini order yang diterima C.V. Sarana Media Advertising tidak dibedakan sumbernya dan sebagai obyek penelitian adalah pelanggan iklan jitu Jawa Pos yang di kelola oleh C.V. Sarana Media Advertising.
Dengan slogan “wah sudah laku“ ternyata cukup menarik minat pemasang iklan baris melalui surat kabar Jawa Pos. Dari penelitian awal yang dilakukan terhadap 25 orang pelanggan dapat diketahui tiga hal: pertama, pendapat tentang slogan “wah sudah laku“, 72% pelanggan setuju bahwa slogan tersebut benar-benar sesuai kenyataan, 12% menjawab belum tentu dan 16% menjawab tidak sesuai. Kedua, Kepuasan pelanggan dalam memilih C.V. Sarana Media Advertising sebagai sarana untuk memasang iklan jitu Jawa Pos, dimana 100% menyatakan pelayanannya memuaskan, cepat dan tepat waktu terbitnya, 90% menyatakan servis ramah dan sopan dalam menanggapi keluhan pelanggan apabila iklannya tidak terbit. Ketiga, loyalitas pelanggan kepada C.V. Sarana Media Advertising cukup bagus, hal ini tercermin 85% pelanggan berkeinginan untuk memasang ulang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising dan 72% pelanggan pernah merekomendasikan kepada orang lain untuk memasang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising. Berdasar latar belakang tersebut peneliti memfokuskan pada kajian apakah faktor-faktor kepuasan pelanggan Reliability (keandalan), Response To and remedy of problem (respon dan pemecahan masalah), Sales experience (pengalaman karyawan), Convenience of Acquistion (kemudahan dan kenyamanan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Jasa
Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan barang. Agar dapat memahami perbedaan tersebut, maka akan dijelaskan telebih dahulu mengenai pengertian. Kotler dan Armstrong (1996:660) mendefinisikan jasa adalah tindakan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu badan usaha kepada pihak lain yang bersifat tidak terwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat berhubungan dengan produk fisik ataupun tidak. Sedangkan Payne (2000:8) mengemukakan jasa adalah “suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang berhubungan denganya, melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainya dan memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Setiap pemberi jasa perlu mengetahui, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan dengan memperhatikan karkteristik jasa.
Karakteristik Jasa
Kotler & Armstrong (1996:661) mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik jasa antara lain:
a. Intangibility (Tidak terwujud)
Jasa tidak terwujud, tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan dan didengar sebelum dibeli.
b. Inseparability (Tidak dipisahkan)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu adalah orang maupun mesin. Jasa tidak dapat dijejerkan pada rak-rak penjualan dan dibeli oleh konsumen kapan saja dibutuhkan.
c. Variability (Keanekarupaan)
Jasa sangat beraneka rupa, karena tergantung siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekarupaan yang besar ini dan membicarakan dengan yang lain sebelum memilih satu peyediaan jasa.
d. Perishability (Tidak dapat tahan lama)
Jasa tidak dapat tahan lama, karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penggunaan di kemudian hari. Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau permintaan tetap/teratur, karena jasa-jasa sebelumnya dapat dengan mudah disusun terlebih dahulu, kalau permintaan berfluktasi, perusahaan jasa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit.
Konsep Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelenggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelenggan dapat terpenihi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut (Mowen, 1995). Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 1996). Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.
Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan (Kotler, 1997). Dengan demikian, harapan pelanggan melatar belakangi mengapa dua organisasi pada jenis bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman pembelian dahulu, komentar teman dan kenalannya serta janji dari perusahaan tersebut. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.
Menurut Tjiptono (1997:24) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian (discinfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan bahwa pada persaingan yang semakin ketat ini, semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, antara lain dengan semakin banyaknya badan usaha yang menyatakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan.
Badan usaha dapat mengetahui kepuasan dari para konsumennya melalui umpan balik yang diberikan oleh konsumen kepada badan usaha tersebut sehingga dapat menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta peningkatan kepuasan pelanggan. Dari sini dapat diketahui pada saat pelanggan komplain. Hal ini merupakan peluang bagi badan usaha untuk dapat mengetahui kinerja dari badan usaha. Dengan adanya komplin tersebut badan usaha dapat memperbaiki dan meningkatkan layanan sehingga dapat memuaskan konsumen yang belum puas tadi. Biasanya konsumen mempunyai komitmen yang besar pada badan usaha yang menanggapi kompalin darinya. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang dianggap paling penting yang disebut “The Big Eight factors“ yang secara umum dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut (Hannah and Karp, 1991):
• Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk :
* Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
* Hubungan antara nilai sampai pada harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh perbedaan antara nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh badan usaha.
* Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang menghasilkan suatu manfaat.
* Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
• Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:
Jaminan
Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak setelah pembelian.
Respon dan cara pemecahan masalah
Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
• Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:
Pengalaman karyawan
Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pembelian Kemudahan dan kenyamanan Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.
Teknik Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Metode survey merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Metode survey kepuasan pelanggan dapat menggunakan pengukuran dengan berbagai ciri sebagai berikut:
1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti “Ungkapkan seberapa puas saudara terhadap pelayanan CV Sarana Media Advertising pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas” (directly reparted satisfaction).
2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived dissatisfaction).
3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Disamping itu responden juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis).
4. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pertanyaan setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen (importance/performance ratings).
Rumusan dari kepuasan pelanggan menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono (1997:36), dapat diperoleh sebagai berikut:
Kepuasan pelanggan = f (expectations, perceived performance)
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa ada dua variabel utama yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu expectations dan perceived performance. Apabila perceived performance melebihi expectations, maka pelanggan akan puas, tetapi bila sebaliknya maka pelanggan akan merasa tidak puas. Oleh karena kepuasan akan menimbulkan loyalitas pelanggan, maka loyalitas sebagai variable endegenous disebabkan oleh suatu kombinasi kepuasan, rintangan pengalihan (switching barrier) pemasok, dan keluhan. Jadi dapat dirumuskan bahwa:
Loyalitas = f (customer satisfaction, switching barriers, voice)
Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut (Olson, 1993).
Pelanggan (Customer) berbeda dengan konsumen (Consumer), seorang dapat dikatakan sebagai pelanggan apabila orang tersebut mulai membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh badan usaha. Kebiasaan tersebut dapat dibangun melalui pembelian berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam jangka waktu tertentu tidak melakukan pembelian ulang maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan tetapi sebagai seorang pembeli atau konsumen. Selanjutnya Griffin berpendapat bahwa seseorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada sikap dari pelanggan.
Pendapat Griffin diatas memberikan dimensi yang lebih luas tentang ukuran perilaku pelanggan yang loyal. Pertama, loyalitas pelanggan diukur dari jumlah rata-rata pemasangan iklan jitu Jawa Pos oleh pelanggan terhadap agen CV Sarana Media Advertising dalam jangka waktu tertentu. Pelanggan yang rata-rata pemasangannya lebih tinggi berarti dapat dikatakan lebih loyal dari pelanggan yang rata-rata pemasangannya lebih rendah. Kedua, ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku pembelian pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan oleh suatu agen contohnya bila pelanggan agen tersebut tidak beralih menjadi pelanggan agen iklan surat kabar lain misalnya Surya, Surabaya Post dll., pelanggan akan tetap loyal kepada agen tersebut dalam memasang iklan. Ukuran ketiga loyalitas pelanggan adalah sikap dari pada pelanggan dalam memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk memasang iklan di agen tersebut. Pelanggan yang loyal akan memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk memasang iklan di CV Sarana Media Advertising.
Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan mulai bersaing untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya agar pelanggan mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap jasa layanan Iklan yang ditawarkan oleh perusahaan. Menurut Jones dan Sasser (1994:745) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan suatu variabel endogen yang disebabkan oleh kombinasi dari kepuasan sehingga loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari kepuasan. Jika hubungan antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan adalah positif, maka kepuasan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam hal ini loyalitas pelanggan berfungsi sebagai Y sedangkan kepuasan pelanggan berfungsi sebagai X. Jones dan Sasser (1994:746), menggambarkan pengaruh antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan sebagai berikut:
Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan saling berhubungan. Hal ini dapat disebabkan karena dalam kondisi ini banyak badan usaha yang menawarkan produk dan jasa sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan produk pengganti dan cost switching sangat rendah, dengan demikian produk atau jasa menjadi tidak begitu berarti bagi konsumen. Hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan tersebut diatas digambarkan garis lurus dan searah, yang artinya adalah bila badan usaha meningkatkan kepuasan kepada pelanggan maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat begitu pula sebaliknya bila badan usaha menurunkan kepuasan pelanggan maka secara otomatis loyalitas pelanggan juga akan menurun. Jadi dalam hal ini kepuasan pelanggan merupakan penyebab terjadinya loyalitas pelanggan sehingga kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hipotesis
Berdasar Tinjauan Pustaka dan teori yang ada, hipotesis berikut dirumuskan: Faktor-faktor kepuasan pelanggan (Reliability (keandalan), Response to and remedy of problems (respon dan cara pemecahan masalah), Sales experience (pengalaman karyawan), convenience of acquisition (kemudahan dan kenyamanan) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Iklan jitu Jawa Pos CV. Sarana Media Advertising.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian
Jenis penelitian dengan hipotesis ini adalah survey, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari seberapa besar kepuasan yang dimiliki oleh pelanggan terhadap Iklan jitu Jawa Pos CV Sarana Media Advertising serta pengembangan terhadap loyalitas pelanggan CV Sarana Media Advertising.
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:
X 1 = reliability
X 2 = response to and remedy of problems
X 3 = sales experience
X 4 = convenience of acquisition
Definisi Operasional
Kepuasan pelanggan (variabel bebas x)
1. Reliability (keandalan)
Reliability merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. Diantaranya adalah kecepatan dan ketepatan agen CV Sarana Media Advertising dalam mengiklankan di surat kabar Jawa Pos.
2. Response to and remedy of problems (respon dan cara pemecahan masalah)
Response to and remedy of problems merupkan sikap dari karyawan CV Sarana Media Advertising dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan yaitu iklan yang tidak tampil di Jawa Pos.
3. Sales experience (pengalaman karyawan)
Sales experience merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pemasangan Iklan yaitu membantu memberikan pendapat dan saran kepada pelanggan yang akan memasang Iklan, layanannya.
4. Convenience of acquisition (kemudahan dan kenyamanan)
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan yang akan memasang Iklan jitu Jawa Pos melalui CV Sarana Media Advertising berupa pemasangan iklan jitu Jawa Pos.
Loyalitas pelanggan (Variabel terikat Y)
Variabel terikat Y adalah loyalitas pelanggan yang diukur berdasarkan ukuran perilaku (behavior measures) yaitu:
1. Keinginan untuk memasang Iklan Jawa Pos di CV Sarana Media Advertising pada pemasangan berikutnya.
2. Kesediaan untuk merekomendasikannya kepada orang lain agar memasang Iklan di CV Sarana Media Advertising.

JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data
1. Data kualitatif yaitu data penelitian yang bukan angka, yang sifatnya tidak dapat dihitung berupa informasi atau penjelasan yang didasarkan pada pendekatan teoritis dan penilaian logis.
2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka yang sifatnya dapat dihitung dan diukur jumlahnya untuk diolah menggunakan metode statistik.
Sumber Data
1. Data Primer yaitu data yang berasal langsung dari objek penelitian, yaitu berupa kuisioner yang diberikan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi tentang kepuasan dan loyalitas pelanggan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi seperti buku-buku literatur dan sumber lainnya.
Alat dan Metode Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada pelanggan Iklan jitu Jawa Pos CV Sarana Media Advertising. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah metode survey dengan cara penyebaran daftar pertanyaan kepada pelanggan CV Sarana Media Advertising.
Populasi, Sampel, dan Teknik pengambilan Sampel
Tingkat populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini terdiri dari semua pelanggan yang pernah menggunakan Iklan jitu Jawa Pos di CV Sarana Media Advertising. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non random sampling. Hal ini dikarenakan tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk diikutsertakan menjadi anggota sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil adalah memenuhi karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebagai batasannya.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan oleh peneliti sebanyak 100 responden, sebagai jumlah sampel diatas minimal untuk menghindari sampel error.
Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data menggunakan kuisioner yang diberikan kepada responden pengguna Iklan jitu Jawa Pos CV Sarana Media Advertising untuk diisi setelah diberikan penjelasan singkat mengenai kuisioner. Kemudian kuisioner dikumpulkan, diseleksi, diolah dan dianalisis.
Teknik Analisis data
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuisioner, data tersebut diolah dan dianalisis. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi linier berganda .
Analisa regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor kepuasan pelanggan (reliability, response to and remedy of problems, sales experience, convenience of acquisition) terhadap loyalitas pelanggan. Rumus regresi linier berganda menurut Newbold (1995:483), adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4
Y = Variabel terikat (loyalitas pelanggan)
b0 = Koefisien konstanta
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi
x1= reliability (keandalan)
x2= response to and remedy of problems (respon dan cara pemecahan masalah)
x3= sales experience (pengalaman karyawan)
x4= convenience of acquisition (kemudahan dan kenyamanan)
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Dari hasil uji t diketahui reliability (X1), response to and remedy of problems (X2), sales experience (X3), dan convenience of acquisition (X4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y), sedangkan sales experience (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, oleh karena itu perusahaan diharapkan lebih memperhatikan sales experience yang menjelaskan kemampuan karyawan perusahaan untuk memberikan pendapat dan saran serta berpengalaman dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sehubungan dengan pemasangan iklan jitu di Jawa Pos.
Nilai koefisien determinasi parsial sales experience sebesar (0,279), hal ini menunjukkan bahwa kontribusi sales experience secara parsial adalah dominan dibandingkan yang lain terhadap perubahan loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa sales experience merupakan variabel yang dominan. Untuk itu CV. Sarana Media Advertising sebaiknya lebih mengutamakan variabel ini karena memberikan kontribusi terbesar terhadap loyalitas pelanggan. Hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan hal tersebut yaitu memberikan pengarahan kepada karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik lagi. Walaupun demikian bukan berarti reliability, response to and remedy of problems, dan convenience of acquisition diabaikan, akan tetapi sebaiknya pihak perusahaan juga memberikan pelayanan yang cepat, selalu tepat waktu, dan adanya respon dari karyawan apabila terjadi kompalin tentang iklan Jawa Pos.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar dari hasil penelitian ini hanya sales experience yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedang ketiga variabel lainnya reliability, response to and remedy of problems, dan convenience of acquisition terbukti tidak berpengaruh. Namun demikian peneliti mengakui keterbatasan baik dari sisi metodologi maupun implikasi hasil penelitian ini. Keterbatasan sample akan mempengaruhi hasil penelitian, oleh karenanya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Variabel yang berpengaruh significan adalah sales experience terhadap loyalitas pelanggan, dengan demikian perusahaan seharusnya lebih meningkatkan kemampuan karyawan yaitu dengan memberikan latihan , serta perusahaan harus memberikan pengarahan kepada karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik.

Sumber:
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/

Rabu, 28 September 2011

Tulisan, Terima kasih Guru

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Judul : Terima Kasih Guru
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Terima Kasih Guru

Kau seperti lilin yang menerangi
memberi sinar membakar diri
agar insan jadi insani
tanpamu kosong tiada erti
tak mungkin kami berada di sini.

Terungkap citra seorang wira
dari huruf menjadi kata
dari bebal menjadi bijaksana
dari putih menjadi warna
pencorak kehidupan penyambung bangsa
melangkah jauh terasa nyata
visi mendatang mudah terlaksana.

Di saat buntu, dikaulah pembantu
memberi ilmu tanpa jemu
tak kira masa, tenaga dan waktu
jasamu itu ku kenang selalu
biarpun beranak berpinak cucu.

Sesekali melangkah pasti rebah
nasihatmu kuingat menghilangkan gundah
agar diri dan semangat menjadi gagah
daku pasti tak mungkin mengalah
ilmu dan pengalaman diberi sudah
setelah berusaha dan berdoa, terserahlah.

Saat terindah menjadi kenangan
menggamit seribu satu ingatan
buat guru dan teman-teman
daku kini di perantauan
bilakah mungkin dapat bersalam-salaman ?

Duhai guru-guru yang dikasihi
Terimalah kasih dan sayang kami
Lantaran berbudi tidak berperi
Untuk satu perjuangan hakiki
Kami kini mampu berdikari.

Terima kasih guru.

Tulisan, pidato perpisahan sekolah untuk kelas 3smp waktu dulu!?

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Judul :
pidato perpisahan sekolah untuk kelas 3smp waktu dulu!?
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

pidato perpisahan sekolah untuk kelas 3smp waktu dulu!?

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya cintai.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah.

Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.

Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini.

Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.

Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat mencapai cita2 yang selama ini diangan2kan.

Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman2, doa saya menyertai teman2 semua...

Tulisan, Kenapa sholat rutin, tapi maksiyat jalan terus??

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tulisan,,
Judul : Kenapa sholat rutin, tapi maksiyat jalan terus??
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Kenapa sholat rutin, tapi maksiyat jalan terus??

Assalamu'alaikum bro n sis jokamers :D Sehat2 semua yah :D

Mengingat kembali isi teks Bapak pengurus kita edisi yang lalu, ane pengen sharing kembali betapa pentingnya kita melaksanakan ibadah yg paling utama bagi orang iman yaitu sholat lima waktu dengan tertib. Banyak dari kita yg karena sudah terbiasa dengan sholat ini malah terkesan kurang mengagungkan, kurang membentengi amalan kita, dan bahkan kurang bisa merasakan manfaat dan nikmatnya sholat lima waktu ini.

Sebelumnya mari kita baca ayat ini dulu:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-Ankabuut:45).

dan hadtis ini:

“Amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat. Apabila sholatnya baik maka sungguh dia telah berbahagia dan selamat. Dan apabila jelek sholatnya maka dia telah binasa dan merugi” (HR. Baihaqi)

Dari ayat dan hadits tersebut, dapat kita fahami bahwa sholat adalah pondasi keimanan kita dan bisa menjadi benteng dalam menjaga diri kita dari pelanggaran2 dan maksiyat, tetapi nyatanya kok banyak dari kita yang sepertinya masih melakukan pelanggaran2, maksiyat, dll padahal kita sudah melakukan ibadah sholat???

berikut ini cuplikan artikel yg ane rasa cukup bagus untuk merefresh memory kita tentang betapa besar manfaat sholat 5 waktu apabila kita melaksanakannya dengan tertib dan benar. langsung aja kita cekidot :D

Banyak muslim yg melaksanakan ibadah sholat, tapi..

sholat iya, Bohong Iya

sholat iya, pelanggaran2 iya

sholat iya, korupsi Iya

istilahnya STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan)

apakah Alloh telah berdusta dengan berfirman bahwa sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar????.... tentu saja tidak......!

Ternyata sholat Kita Selama inilah yang kurang benar sehingga maksiat terus dilakukan setiap hari.

Lha? Salahnya dimana....? Perasaan sholatnya dah bener deh??

salahnya di mana? Oke kita langsung Lihat jawabnnya...


1. Dari Cara Berpikir kita

Kenapa?? ternyata Masih Banyak Sekali Orang Islam Yang Tujuan Sholatnya salah, karena Paradigma kita selama ini, Sholat tujuannya Untuk...


SEKADAR MENGGUGURKAN KEWAJIBAN


Lha? Apa Yang salah dari Paradigma tesebut ???

Bukan Salah bro n sis... Tapi Kurang benar....

Makanya Kenapa banyak orang yang sholatnya Pengen Cepat-cepat???

"yang penting sholatnya selesai!!" kata orang secara umum
"Lebih Cepat Lebih Baik" slogan JK

Nah, ini yang membuat sholat kita Kurang bener....
karena target "mengugurkan kewajibannya" sudah selesai dan habis sholat ga ada pengaruh apa2 bwt kita.. maksiat tetep jalan...
jadi lebih menikmati "Selesai Sholatnya" dibandingkan "Pas Sholatnya"

Jadi Bagaimana Paradigma kita yang Benar????

Paradigma yang seharusnya di pikiran kita yaitu Tujuan Sholat Adalah:


>> BERSYUKUR KEPADA ALLAH, DAN BUTUH KEPADA ALLAH


Ketika kita hendak sholat, jangan niat "Cepet selesai nih sholatnya.."

tapi ketika mau sholat, kita niatkan dalam hati dengan tulus...

"Ya Allah... Saya Ingin Bersyukur Kepadamu ya Allah karena diberi nikmat sebanyak ini... Dan saya Butuh KepadaMu ya Allah agar saya dijadikan Ahli Surga"

lalu bertakbirlah... dan lihat Apa Yang Terjadi....


2. Dari Pelaksanaan Sholat Kita

Ternyata selama ini Yang Kita Lakukan Kurang benar dalam Melaksanakan Sholat.... Dan Yang Menyebabkan Sholat kita kurang benar adalah ...


SEKADAR MEMBACA DAN BERGERAK


Lha?? ini lagi??? Apa salahnya Coba???

Inget bro n sis, Kita Sholat sedang bertemu Siapa dan meminta kepada Siapa?? Kepada ALLAH...

coba kalo kita minta duit 500 ribu ke Orang Tua lalu berkata
dengan nada datar dan cepat..

"buMintaDuitLimaRatusRibuBuBuatSppBulanIniBolehGaB u???"

Ibu kalian pasti Ngomong
"Ngomong apasih ga jelas? "

atau walau Ibu kalian mengerti pasti ngomong
"Kamu Minta apa baca Mantra?????"

Begitu juga dengan sholat, jika kita baca Alfatihah

"Bismillhrmnrrhimalhmdulillahirbbilalminarhmnnrrhim m....Assalamu'alaikumwrwb!!"

tiba-tiba udah salam aja... Apakah Diterima Sholatnya Ama Allah??? Wallahua'lam

Nah, sekarang ubah cara kita bukan membaca dan bergerak tapi:


>> BERBICARA DENGAN HATI DAN BERGERAK....


Bukan Membaca kepada Allah, tapi berbicara Kepada Allah

beda membaca "Alloohuakbar" dengan berbicara sambil menghayati "Allloohu Akbar..."
dan di dalam hati kau Berbicara "Ya Allah... Hanya Engkaulah Yang Maha Besar" Sehingga kita memang Berbicara Kepada Allah... Bukan Membaca

seperti kalo kita ngmong ke kekasih kita

"SyangKmuCntikDehMwGaKitajlnJln!!"

pasti kekasih kita ngomong "Ichh Apppan sihh???"

coba kalo kita berbicara dengan hati..

"Sayang.... Kamu Cantik Bangeeeeett...... kita jalan-jalan mw nggak Yaang....? "

Beuhh!!! Deg2an langsung tuh Kekasih Agan dibilang kayak gitu

Begitu juga dengan Sholat....

Jika kita selama ini berbicara kepada kekasih dengan hati tapi sholat hanya membaca di mulut saja... itu membuktikan Bahwa bro n sis lebih mencintai Kekasih Agan dibandingkan Allah SWT...

Nah Makanya bro n sis sekalian harus tahu arti bacaan Sholatnya dan dipahami biar pas sholatnya n bisa lebih menghayati setiap ucapan dan gerakan sholat itu.

Coba Lakukanlah Sholat dengan cara Berbicara dalam hati.... dan lihat apa yang terjadi... jangan sekadar mulut... tapi mulailah dengan hati ketika sholat.
Tapi Inget, Kita kalo mengucapkan lewat mulut harus pake Bahasa Qur'an, itu sudah kewajiban tapi kalo lewat hati harus menggunakan bahasa yang kita pahami.. syukur2 kalo pake bahasa qur'an kita sudah faham artinya, mangstep banget tuh bro n sis :D


Ane Contohkan biasanya Pas ane Sholat
Baca Alfatihah:

(bacanya sambil diresapi dan dihayati)

A'udzubillaahiminasysyatihoonirrojiim..
(Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syaitan yg terkutuk)

Bismillaahirrahmanirrahiiiimmm

(Dengan namamu Ya Allah..... Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

AlhamdulilllaahiRabbil'Alamiiin....

(Segala Puji Bagimu Ya Allah... Engkaulah Tuhan Yang Menguasai Semesta Alam...)

ArRahmaaanirrRahiiim....

(Hanya Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

MaalikiYaumiddiiinn....

(Engkaulah Penguasa Hari Pembalasan....)

Iyya Kana'buduwa Iyya Kanasta'iiinn....

(Hanya Kepada engkau Ya Allahh... hamba Beribadah...
Dan Hanya Kepada Engkau juga Ya Allah... hamba memohon Pertolongan)

Ihdinasshirooothol Mustaqim...

(Tunjukkan Jalan Bagi hamba ini ya Allah, Jalan-Mu yang Lurus Ya Allah...)

Shirootolladziina 'An'amta 'alaihim,,

(Jalan yang Engkau beri nikmat ya Allah...)

Ghoiril Maghdhuubi'Alaihim Waladhhoooliiin.....

(Bukan jalan yang Engkau Murkai Ya Allah, dan Bukan pula jalan yang sesat...)


Aamiin...

(Kabulkanlah Do'a hamba Ya Allah.....)


Kalo sholat udah jadi kebutuhan kita... pasti kalo denger Adzan kita tidak ngomong "Adzan lagi... adzan lagi...

tapi kita berbicara "Alhamdulillah Saya harus siap-siap Bertemu dengan Allah lagi nih.. di rumahNya :D"

Dan Mulai sekarang, mari kita lakukan dan biasakan Sholat seperti ini setiap harinya...

Ane sudah membuktikan dan Alhamdulillah maksiat yang biasa Ane lakukan jauh berkurang (tapi belum hilang total sih:malu)...
& Ane cenderung lebih mudah berbuat kebaikan... :D

sebenarnya masih banyak mengapa Sholat kita kurang Benar... tapi Kedua di atas adalah intinya...
jika sudah terbiasa... otomatis kita tak sadar bahwa sholat kita benar2 lama!!(kalo sholatnya sendiri)

jika yang di atas sudah dilaksanakan...tinggal dipahami & dilaksanakan aturan2 sholat yang diajarkan rasulullah .. Insya Allah Mudah :D

untuk aturan sholat yang lain silahkan liat di kitabussolahnya masing2 :D

Jadi kesimpulan dari artikel ini adalah:
1. Jadikan sholat kita sebagai sarana untuk bersyukur kepada alloh dan menunjukkan bahwa kita membutuhkan rahmat dan ridhoNya
2. Jadikan sholat itu sebagai kegiatan berbicara dengan alloh, menghadap kepada alloh dan meminta kepadaNya agar diberi petunjuk dan diselamatkan dari siksaanNya.
3. Dengan merasakan kedekatan kita dengan alloh, maka kita akan semakin mutawari/hati2 dalam beraktifitas sehari2 dan lebih termotivasi untuk beribadah dengan sungguh2 dan penuh semangat.

Wassalamu'alaikum wb wb.

Tugas, Perilaku Konsumen

Nama : Apriyanto Muchid
Kelas : 3 ea 16
Npm : 10209647
Tugas,,
Tema : Perilaku Konsumen
Mata kuliah : Perilaku Konsumen #
Nama dosen : HENDRI RAHMAYANI ASRI

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Macam-Macam Situasi Pembelian
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya

Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.